Di era yang super canggih seperti saat ini, informasi sangat mudah untuk didapatkan. Hanya dengan mengetik beberapa kata, informasi yang kita inginkan akan segera muncul di depan kita. Kemudahan mengakses informasi ini seringkali membuat kita menarik suatu kesimpulan terhadap suatu hal dengan cepat, sangat efektif dan efisien tentunya. Namun, apakah benar jika kemudahan mengakses informasi ini membuat kita melakukan self-diagnose terhadap diri kita?
Self diagnose adalah mengidentifikasi diri sendiri mengidap suatu penyakit berdasarkan informasi yang yang didapatkan secara mandiri dan tidak melibatkan tenaga kesehatan untuk membantu mengidentifikasi penyakit yang dialami. Hal ini tentu sangat berbahaya, karena akan cenderung mengambil langkah pengobatan yang tidak tepat.
Self diagnose juga kerap dilakukan dalam kesehatan mental. Terkadang ketika sesorang merasakan perubahan suasana hati secara terus menerus dia akan menganggap dirinya mengidap bipolar atau depresi, atau ketika seseorang terbiasa makan dalam porsi besar dia dapat menganggap dirinya mengidap binge-eating disorder. Padahal belum tentu diagnosa pribadi tersebut benar. Hal ini dapat menyebabkan langkah penyembuhan yang kita ambil dapat berdampak kepada kesehatan fisik kita, atau bisa jadi tidak berdampak apa apa terhadap kesehatan mental kita.
Jadi, sebaiknya ketika kita merasa ada yang tidak beres dengan diri kita, alangkah baiknya untuk dapat mengkonsultasikannya kepada tenaga medis supaya kita dapat mendapatkan identifikasi dan juga perawatan yang tepat.