Dalam hidup manusia yang serba dipenuhi oleh tuntutan – tuntutan sosial dan lingkungan membuat kepala berisik, belum lagi ketika dipatahkan dengan ekspektasi yang tidak sesuai lalu bertemu dengan penolakan, jatuh, gagal, kehilangan, diremehkan. Emosional itu terbawa untuk aktivitas sehari – hari dan terpendam begitu lama.
Kejadian emosional yang dibiarkan dan dipendam terlalu lama akan menjadi bumerang tersendiri bagi yang menjalaninya. Sesekali butuh untuk menepi sejenak dari rutinitas yang melelahkan. Bumerang ampuh akan menjelma menjadi luka batin yang paling menyakitkan. Selayaknya luka jika disentuh perihnya tak sekedar batin namun bisa menggerogoti fisik. Luka batin yang masuk ke dalam alam bawah sadar kita akan mengganggu pikiran bahkan mengganggu produktivitas.
Butuh untuk memberi jeda pada alam bawah sadar kita dan memberikan ruang untuk menyembuhkan luka batin. MINDFULNESS – Perubahan diawali dengan kesadaran. Menyadari bahwa :
- Diri kita pernah gagal
- Diri kita pernah diremehkan
- Diri kita pernah kehilangan
Setelah menyadari dan menerima bahwa diri kita sedang luka maka akan memudahkan jalan kita untuk melangkah di fase penyembuhan luka batin yang selanjutnya. MINDFULNESS – PERHATIAN – PIKIRAN, perhatikan hal berikut :
- Pikiran bukan kenyataan
- Bedakan
- ketika mengamati pikiran vs ‘terperangkap’ dalam pikiran
- Menyadari luka dan bisa memposisikan pikiran jernih sebagai obat
Alangkah lebih baiknya jika MINDFULLNESS ditemani oleh ahli dibidangnya, maka dengan mudah jiwa dan raga terarahkan di tangan orang tepat dan luka batin dapat kembali pulih dengan cara yang tepat.