Seorang dokter spesialis kejiwaan, dr Teddy Hidayat, menyatakan bahwa gangguan kesehatan mental mahasiswa dialami oleh hampir 78% dari total mahasiswa di Indonesia. Jumlah ini terjadi pada tahun 2019 dan terus meningkat hingga saat ini.
Gangguan kesehatan mental ini dianggap cukup serius karena sebagian besar mengganggu kegiatan akademis mahasiswa. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang memutuskan berhenti hingga melakukan berbagai upaya bunuh diri. Permasalahan ini bisa dikatakan sebagai sebuah krisis yang tidak bisa dielakkan.
Pentingnya Kesadaran dan Kesehatan Mental Mahasiswa
Ada yang bilang bahwa kuliah itu mudah dan bisa dilalui dengan cepat. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa masa perguruan tinggi cukup sulit dan terdapat banyak sekali tantangan juga kendala.
Tentu saja, semua mahasiswa memiliki masalah yang serupa dalam kuliahnya. Mereka harus menempuh pendidikan selama beberapa tahun dan berbagai macam aktivitas lainnya. Tinggal bagaimana mahasiswa tersebut menyikapi dan bertindak sesuai dengan kemampuannya.
Ada mahasiswa yang fokus dan konsentrasi dalam kuliahnya. Tidak mengikuti kegiatan tambahan seperti organisasi atau klub tertentu. Namun, ada juga yang kuliah sambil menyibukkan diri dalam berbagai kegiatan di organisasi atau sambil bekerja.
Beratnya pendidikan di perkuliahan menjadi beban pikiran tersendiri. Di sinilah, kesehatan mental mahasiswa diuji. Di satu sisi, mereka bertindak sebagai mahasiswa dengan kewajiban pendidikan. Di sisi lain, mereka juga bertanggungjawab akan aktivitas atau kegiatan lainnya.
Kesibukan yang sedemikian rupa kerap kali menjadi pikiran bagi para mahasiswa tersebut. Belum lagi masalah pribadi yang mungkin saja timbul seperti cekcok dengan kekasih, berseteru dengan teman dan lain sebagainya.
Kadang kala, kesehatan mental mahasiswa memang diuji. Di usia yang beranjak dewasa, mereka harus bisa mengambil keputusan tanpa tergantung pada keluarga. Belajar untuk menjadi orang dewasa yang lepas dari pantauan dan bantuan orang tua.
Di sinilah, terkadang mahasiswa bisa mengalami gangguan kesehatan mental. Mereka yang tidak kuat dengan tekanan pendidikan bisa saja menjadi stress. Mereka yang terlalu banyak aktivitas hingga memenuhi otak dan pikiran, bisa saja mengalami depresi.
Hampir 80 persen mahasiswa mengalami stress seperti yang dituturkan oleh dr Teddy Hidayat diatas. Permasalahan mental ini tidak terdeteksi, tidak ditangani dan akhirnya tidak diobati. Gangguan kesehatan mental berubah menjadi penyakit yang pada akhirnya membuat mahasiswa mengambil jalan pintas yaitu keluar dari kampus atau bunuh diri.
Sungguh tragis memang. Generasi muda yang diharapkan menjadi penerus bangsa dan negara ini justru terpuruk dan mengalami sakit yang kronis. Anak-anak muda yang seharusnya meneruskan estafet perjuangan harus mengalami krisis mental yang sebenarnya bisa dihindari.
Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan mental mahasiswa adalah hal yang sangat penting. Seorang mahasiswa harus mampu mengenali dirinya sendiri. Mencari cara supaya bisa terlepas dari gangguan kesehatan mental yang rata-rata menyerang rekan-rekannya.
Di sinilah, seorang mahasiswa membutuhkan kehadiran lembaga kesehatan mental bernaman Kampoong Hening. Tempat ini adalah tempat yang sangat tepat bagi mahasiswa yang terindikasi terkena serangan dan gangguan kesehatan mental.
Tidak harus menjadi stress atau depresi jika ingin mengunjungi tempat ini. Jika Anda merasa beban pikiran terlalu berat, membutuhkan tempat curhat terpercaya, menginginkan tinggal di tempat dengan suasana alami, maka tempat ini adalah jawabannya.
Dengan didampingi oleh terapis dan konselor berpengalaman, Anda akan diajarkan metode ecohealing. Metode yang paling mujarab untuk mengubah beban negatif dalam hati menjadi sesuatu hal yang lebih positif.
Kampoong Hening akan menjadi tempat dimana Anda mencuci dan membuang semua beban pikiran yang memberatkan. Gangguan kesehatan mental mahasiswa akan dicuci bersih di tempat yang alami dan asri ini. Rasakan pengalaman dan semangat baru dalam menjalani hidup Anda sebagai mahasiswa.