Kampoong Hening

Sikap Religius dan Kecerdasan Emosional : Perpaduan Sempurna bagi Manusia

Apa yang menjadi kelebihan seorang manusia di lingkungan masyarakat? Yaitu, manfaatnya kepada orang lain. Manusia yang baik adalah manusia yang bisa memberikan manfaat kepada sesamanya. Manusia yang berguna akan selalu dibutuhkan dan dicari-cari kehadirannya.

Namun, untuk menjadi manusia seperti ini, dibutuhkan kecerdasan emosional yang tinggi. Anda juga harus memahami hakikat diri sendiri yang tercermin dari sikap religius yang ditunjukkan sehari-hari. Sikap religius dan kecerdasan emosional adalah dua hal yang saling berkaitan dan menjadi perpaduan sempurna bagi manusia.

Hubungan antara Sikap Religius dan Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan atau kecakapan diri untuk mengenal, memahami dan mengelola emosi diri sendiri dan orang lain. Kemampuan ini adalah untuk memanage perasaan yang muncul karena kejadian atau peristiwa dan cara menanggulanginya.

Kecerdasan emosional terlihat dari sikap dan karakter seorang individu. Kecakapan ini menjadi senjata yang cukup ampuh dalam mengatasi atau menghadapi sebuah peristiwa negatif yang tidak diinginkan.

Kecerdasan emosi berhubungan erat dengan sikap religius seseorang. Agama menjadi salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang. Berikut ini adalah hubungan antara sikap religius dengan kecakapan emosi individu, yaitu :

  1. Agama adalah Pondasi

Agama adalah pondasi yang kuat bagi karakter seseorang. Individu yang mengenal dan memahami agama dengan baik akan menjadi pribadi yang agamis atau religius. Mereka akan menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari agama yang diyakininya.

Ini bisa menjadi semacam kontrol dimana karakter individu akan terlihat dari cara mereka merespon kejadian. Contohnya jika ada teman yang mengajak melakukan hal-hal terlarang, secara otomatis hati dan jiwanya akan menolak. Mereka tidak akan terjerumus untuk melakukan hal-hal negatif atau mengikuti dorongan nafsu.

  1. Agama adalah Pengingat

Agama adalah pengingat yang akan menjadi panduan bagi orang-orang untuk selalu berbuat baik untuk diri sendiri dan untuk sesamanya. Perbuatan baik diajarkan di agama manapun. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk berbuat buruk atau negatif.

Karena itu, orang-orang yang kecerdasan emosionalnya tinggi akan selalu berpegang teguh pada ajaran agama mereka. Mereka akan selalu mengingatkan diri untuk berbuat baik dan menjadi orang bermanfaat.

  1. Agama adalah Tujuan

Hubungan sikap religius dan kecerdasan emosional yang terakhir adalah menjadikan agama sebagai tujuan hidup. Hidup yang hanya sekali ini harus memiliki tujuan yang baik. Contohnya seperti menjadi pemimpin yang baik dan mengayomi anak buahnya.

Orang yang tidak memiliki tujuan baik dalam hidupnya akan hidup dengan sembarangan. Mereka cenderung berbuat kerusakan baik merusak dirinya sendiri ataupun orang lain di sekitarnya. Ini adalah ciri dari orang yang memiliki kecerdasan emosional rendah.

Bagi Anda yang hingga kini masih sering merasa stress, tidak berguna, menjadi beban bagi orang lain dan berbagai pikiran negatif lainnya, berkunjunglah ke tempat kami. Kampoong Hening adalah tempat yang tepat untuk Anda yang ingin menjernihkan pikiran dan jiwa.

Tempat ini didesain semaksimal mungkin sebagai tempat belajar dan menimba ilmu-ilmu kesehatan mental. Anda akan dipandu terapis dan konselor berpengalaman untuk menggali semua ilmu serta prakteknya.

Menggunakan metode ecohealing, Anda akan dibentuk menjadi manusia baru dengan fasilitas alam sekitar. Ecohealing adalah proses terapi dengan memanfaatkan lingkungan hijau sebagai tempat belajar dan berlatih.

Di Kampoong Hening, Anda bisa belajar bagaimana sikap religius dan kecerdasan emosional diterapkan. Menjadi manusia baru dengan perpaduan dua aspek sempurna tersebut adalah tujuan dari pelatihan ini. Mari bergabung bersama kami sekarang juga.

 

Scroll to Top